JAGUARNEWS77.com # Jakarta - Indonesia harus bersiap menghadapi skenario terburuk resesi ekonomi, karena pertumbuhan ekonomi negatif di kuartal kedua diproyeksikan akan berlanjut di kuartal ketiga tahun ini.
"Indonesia sudah kehilangan momentum mengejar pertumbuah ekonomi negatif di kuartal kedua. Selain itu, penyerapan anggaran untuk pemulihan ekonomi juga masih rendah, baru 19 persen pada Juli 2020. Sehingga potensi resesi ekonomi tak bisa dihindari. Di kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi minus 1,4 - 1,5 persen," jelas Direktur Eksekutif lembaga kajian ekonomi INDEF Tauhid Ahmad dalam webminar, Selasa ( 28/7/2020).
Bagi masyarakat, resesi ekonomi akan berdampak pada perubahan konsumsi dan kehidupan sosial karena terjadi penurunan pendapatan yang drastis.
"Bukan hanya pemerintah, masyarakat juga harus siap menghadapi menghadapi kondisin terburuk akibat resesi ekonomi, karena lapangan pekerjaan yang semakin sempit, tingkat pendapatan menurun, dan angka kemiskinan akan bertambah," pungkas Tauhid.
Lalu apa yang bisa dilakukan masyarakat agar dapat bertahan di tengah ancaman resesi ekonomi?, yang pasti Tauhid menambahkan, masyarakat harus mengencangkan ikat pinggang.
"Prioritaskan kebutuhan utama, bukan keinginan. Bantuan sosial dalam bentuk tunai bagi keluarga miskin dibutuhkan, agar konsumsi masyarakat dapat berjalan dan menggerakkan sektor riil," papar Tauhid.
Bagi yang kehilangan pekerjaan, juga tidak perlu malu mengambil pekerjaan dengan upah yang lebih rendah. Selain itu, mencari peluang usaha baru yang berbasis keluarga atau memanfaatkan e-commerce.
"Manfaatkan pula stimulus yang diberikan pemerintah, berupa refinancing pinjaman kredit atau utang," ujar Tauhid Ahmad
Sumber : rri.co.id
Oleh : Redaksi jaguarnews77.com
