JAGUARNEWS77.com // Jakarta - Indonesia mendapat prioritas untuk mendapat tambahan kuota jemaah haji. Hal ini disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Menag) usai bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F.Al Rabiah, Minggu (12/3/2023). 


"Alhamdulillah, kita dapat kuota tambahan petugas. Indonesia juga menjadi prioritas Kerajaan Arab Saudi untuk mendapat tambahan kuota jemaah calon haji," ujar Menag dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (12/3/2023). 


Menag bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi di Jeddah dalam rangka membahas persiapan penyelenggaraan haji. Ini juga terkait tambahan kuota. 


"Misi kunjungan saya ke Arab Saudi adalah mengecek langsung perkembangan persiapan layanan. Dan meminta tambahan kuota jemaah haji Indonesia dan petugas," ujar Menag. 


Menag mengatakan, kedua hal tersebut dibahas secara bersama-sama di Jeddah. Gus Men mengatakan, untuk tambahan kuota petugas akan difokuskan dalam penguatan layanan jemaah lansia. 


Karena daqri 203.320 kuota haji reguler, ada lebih dari 64 ribu calon haji masuk kategori lansia. Menag mengatakan, beragam persiapan layanan berfokus pada upaya memberikan layanan terbaik untuk jemaah. 


"Akan ada rekrutmen khusus untuk pengisian tambahan kuota petugas. Dan ini difokuskan pada penguatan layanan lansia," katanya. 


Terkait tambahan kuota haji, Menag berharap Menteri Tawfiq dapat menyampaikannya lebih awal. Karena dibutuhkan persiapan dalam proses pengisian kuota jemaah, mulai dari penyiapan dokumen, paspor, visa, dan penyediaan layanan. 


"Saya minta agar tambahan kuota jemaah disampaikan lebih awal. Agar dapat terserap maksimal," ucap Menag. 


Hal lain yang dibahas kedua menteri adalah mengenai jalur fast track. Fast track akan kembali dilaksanakan di Bandara Soekarno-Hatta untuk jemaah dari Jakarta, Banten, Lampung, dan sebagian Jawa Barat.   


Layanan fast track sudah diberlakukan sejak tahun 2018. Melalui layanan tersebut proses imigrasi jemaah haji dilakukan sejak jemaah masih berada di bandara Indonesia. 


Dengan demikian jemaah tidak perlu diperiksa paspor dan visanya saat tiba di Arab Saudi. Jemaah tidak perlu menunggu untuk waktu yang lama. 


"Jumlah jemaah yang akan dilayani fasilitas fast track tahun ini baru sebanyak 55.321 orang. Saya sampaikan ke Menteri Tawfiq agar bisa ditambah untuk bandara lainnya," ujar Menag lebih lanjut. 


Layanan di Arafah dan Mina juga menjadi perhatian kedua pihak, seperti penambahan toilet perempuan. Karena mayoritas jemaah Indonesia adalah perempuan sehingga membutuhkan waktu lebih lama saat di toilet (Sumber : KBRN/Red)