JAGUARNEWS77.com // Jakarta -  Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 2 ruas Sayung-Demak, Jawa Tengah, siap beroperasi setelah mengantongi sertifikat laik operasi. Demikian disampaikan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danang Parikesit.


Menurut dia, tim evaluasi yang dibentuk Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR telah melaksanakan tugasnya menguji jalan tol tersebut. "Secara administrasi, teknis, dan sistem operasi, Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 2 siap dioperasikan untuk umum," kata Danang, Senin (23/1/2023). 


Selanjutnya, PT PP Semarang Demak selaku badan usaha jalan tol (BUJT) berkewajiban untuk mensosialisasi pengoperasian jalan tol itu. Sedangkan penetapan pengoperasian dan pemberlakuan tarif akan ditetapkan melalui Keputusan Menteri PUPR. 


Jalan Tol Semarang-Demak memiliki panjang 26,40 kilometer terbagi atas dua seksi. Pembangunannya dilakukan melalui skema kerja sama badan usaha dengan pemerintah (KPBU).


Pembangunan Seksi 1 ruas Semarang/Kaligawe-Sayung sepanjang 10,39 kilometer dikerjakan oleh pemerintah. Total investasi untuk Seksi 1 ini tercatat sebesar Rp10 triliun, di mana dananya bersumber dari APBN.


Sementara Seksi 2 ruas Sayung-Demak sepanjang 16,01 kilometer dibangun oleh PT PP-PT WIKA Konsorsium. Total investasi yang dikeluarkan pada Seksi 2 ini sebesar Rp5,93 triliun.


Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 2 ini juga melibatkan konsultan. Masing-masing Maratama-Studi Teknik (KSO) sebagai konsultan perencana dan PT Virama Karya (Persero) sebagai konsultan supervisi. 


Kehadiran Jalan Tol Semarang-Demak diharapkan dapat semakin melengkapi konektivitas jaringan jalan di wilayah Jawa Tengah bagian utara. Juga sekaligus menjadi penghubung kawasan strategis seperti pelabuhan, bandara, kawasan industri, dan objek pariwisata religi di wilayah Demak.


Jalan tol ini juga terintegrasi dengan tanggul laut, sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah banjir Rob di Semarang Timur. Khususnya di sekitar Kaligawe-Sayung, yang mengakibatkan kerugian ekonomi cukup signifikan. (Sumber : KBRN/Red)