• Jelajahi

    Copyright © JAGUAR NEWS 77
    Best Viral Premium Blogger Templates

    More Post

    Nenek 64 Tahun Pasang Tarif Rp 30 Ribu Sekali Main: "Saya untuk Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari"

    13/04/22, 22:41 WIB Last Updated 2022-04-13T15:41:30Z
    Nenek 64 Tahun Pasang Tarif Rp 30 Ribu Sekali Main:
    TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)
    ILUSTRASI - Empat PSK di bawah umur yang diamankan aparat Polsek Tanjung Priok karena terlibat prostitusi online. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino) 


    JAGUARNEWS77.com # Probolinggo - Tuntutan kehidupan membuat nenek berusia 64 tahun di Probolinggo, Jawa Timur, terjerembab dalam dunia hitam.


    N (64) terpaksa melangkah ke arah yang salah demi dapat bertahan hidup.


    Keterbatasan ekonomi membuat N nekat berprofesi sebagai pekerja seks komersial ( PSK).


    Kasus itu terungkap, usai petugas gabungan melakukan razia.

    Petugas dibikin geleeng kepala usai mengamankan belasan pekerja seks komersial alias PSK di beberapa titik lokasi.


    Sebab, dari belasan tersebut terselip salah satu PSK yang usianya sudah mencapai kepala enam alias berumur 64 tahun.


    Untuk umur tentu PSK itu sudah dikatakan tidak muda lagi. Namun, ternyata ia masih 'bersaing' dengan PSK yang masih muda-muda berusia 20 tahunan.


    Lantas bagaimana bisa wanita paruh baya itu nekat menjalankan pekerjaan yang tentu saja tidak baik itu.


    Petugas yang melakukan pemeriksaan kemudian mendapatkan jawaban yang tentu saja miris.


    Karena usianya yang sudah tidak muda lagi, maka tarif yang dipatok juga menyesuaikan.


    Kepada petugas ia kemudian memberikan pengakuan mengejutkan itu. Berikut ini ceritanya.


    Awalnya Satpol PP Kota Probolinggo melakukan operasi penyakit masyarakat (pekat) di beberapa lokasi saat bulan Ramadan.


    Nah, dalam kegiatan itu, Satpol PP Kota Probolinggo mengamankan sejumlah PSK dan pemuda yang tengah asyik pesta miras.


    Mirisnya, dari 9 PSK yang diamankan, salah satu ada yang berusia 64 tahun. Dia adalah N.


    N mengaku baru 1,5 bulan menjadi PSK.


    Ia terpaksa terjun di dunia itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebab, dia berstatus seorang janda.


    Saat petugas menggelar operasi pekat, para PSK masih berjajar di dekat rel kereta api menunggu pria hidung belang datang.


    "Saya memasang tarif Rp 30 ribu. Saya melakukan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," bebernya.


    Kepala Satpol PP Kota Probolinggo, Aman Suryaman mengatakan, pihaknya menyasar enam lokasi dalam operasi pekat kali ini.


    Keenam lokasi itu di antaranya, sekitaran rel kereta api kelurahan Mangunharjo dan rel kereta api kelurahan Kebonsari Wetan, pintu air Kelurahan Wiroborang, dan Stadion Bayuangga.


    Petugas Satpol PP Kota Probolinggo mengamankan sembilan PSK yang sedang mangkal dan enam pemuda pesta miras.


    "Razia yang kami gelar tujuannya agar di bulan ramadhan ini, Kota Probolinggo tertib penyakit masyarakat," katanya dikonfirmasi, Senin (11/4/2022).


    "Rupanya masih saja ditemui praktik prostitusi di bulan Ramadan," sambung dia.


    Usai diamankan, belasan pelanggar itu, dibawa ke kantor Satpol PP setempat untuk dilakukan pendataan dan pembinaan.


    Disamping itu, bagi pemuda yang berpesta miras, orang tuanya diminta untuk menjemput sekaligus membawa kartu keluarga (KK).


    "Kegiatan ini akan terus kami lakukan selama bulan suci Ramadan. Ini dilakukan sebagai upaya penegakan Perda No 6 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat," paparnya.


    Artikel ini telah tayang di tribunnews.com (Red)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini