JAGUARNEWS77.com // Jakarta - Bank Indonesia mengungkap lima risiko yang bakal berdampak bagi perekonomian Indonesia di tahun 2023. Karenanya, Indonesia harus waspada agar momentum pertumbuhan ekonominya tetap terjaga.


Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, risiko-risiko tersebut muncul akibat dipengaruhi gejolak global. Ia mengungkapkan berlanjutnya perang Rusia-Ukraina serta perang dagang AS dan Tiongkok yang kembali mencuat sebagai penyebabnya. Penyebab lainnya adalah penguncian di Tiongkok dan belum lancarnya rantai pasok global.


"Kelima hal tersebut menimbulkan risiko bagi perekonomian Indonesia. Setidaknya ada lima risiko yang harus diwaspadai," kata Perry dalam Outlook Ekonomi 2023 yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Jakarta, Rabu (14/12/2022).


Perry yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat ISEI menyebutkan lima risiko tersebut, pertama adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi (slow growth).  Kedua, ini inflasi tinggi karena kenaikan harga pangan.


Ketiga,  suku bunga global yang tinggi karena The Fed masih akan menaikkan suku bunganya di tahun 2023 hingga 5 persen. Keempat, fenomena strong dollar atau penguatan dollar yang membuat mata uang lain terdepresiasi.


"Risiko kelima adalah 'cash is the King'. Ketika para investor mengalihkan investasinya ke aset yang lebih likuid untuk menghindari risiko," ucap Perry.


Untuk menghadapi risiko tersebut, Gubernur BI kembali menekankan perlunya sinergi pemerintah, BI, dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Dengan sinergi yang kuat, Perry meyakini Indonesia akan terhindar dari resesi.


"Sinergi dilakukan dalam kebijakan fiskal dan moneter, dalam KSSK, dan sinergi untuk mendukung sektor riil. Selain itu, sinergi untuk mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan, serta meningkatkan inklusi ekonomi dan keuangan," ujar Perry menutup penjelasannya.

Sumber : rri.co.id (Red)