JAGUARNEWS77.com # Riau - Santri-santri dan warga dikejutkan dengan munculnya semburan gas di Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School Kampus 2 di Kelurahan Tuah Negeri, Tenayang Raya, Pekanbaru,Riau.
Peristiwa semburan gas bercampur pasir, batu, dan lumpur tersebut kali pertama terjadi pada Kamis (4/2/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.
Hingga hari keempat, semburan gas masih muncul di lokasi itu. Bahkan, diameternya semakin melebar.
Bermula dari pengeboran sumur
Lurah Tuah Negeri Syarifudin mengatakan, gas menyembur tiba-tiba ketika pengeboran sumur mencapai kedalaman 119 meter.
Pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), kata Syarifudin, langsung menuju ke lokasi untuk mengecek.
"Menurut kajian dari DLHK, ini semburan gas. Semburan gas ini terjadi ketika dilakukan pengeboran sumur bor," tutur dia.
Rusak bangunan pesantren, santri diungsikan
Lantaran semburan mengandung material pasir serta batu, bangunan pondok pesantren pun mengalami kerusakan berat.
Atap bangunan roboh karena tidak kuat menahan semburan batu dan lumpur setinggi 10 meter tersebut.
Akibat peristiwa itu, sebanyak 34 santri diungsikan.
Mereka mengungsi ke bangunan Kampus 1 Pondok Pesantren yang terletak di Desa Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar.
Namun, tak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Menggelegar dan berpotensi meledak
Sesekali terdengar dentuman kuat hingga terdengar dari jarak sekitar 300 meter dan membuat tanah di sekitar pesantren bergetar.
Menurut Darwin, Analis Program Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM, semburan gas berpotensi meledak.
"Yang pasti jam 12.49 WIB, hasil pengukuran Lower Explosive Limit (LEL) itu di posisi 6 persen. Artinya sangat berbaya dan bisa memicu ledakan. Tapi, kalau H2S atau kandungan racunnya nol," ujar dia.
Adapun hingga hari ketiga, terpantau diameter sekitar empat meter dengan tinggi semburan mencapai 10 meter.
Warga tak boleh dekati lokasi
Karena potensi itu, warga pun tidak diperkenankan mendekati lokasi semburan.
Kini kepolisian dan BPBD telah memasang garis pengaman sejauh 150 meter dari pusat lokasi semburan.
"Kita sudah tarik ke depan lagi garis batas aman. Karena kondisi saat ini sangat berbahaya dan berpotensi meledak. Ledakan bisa saja dipicu oleh sinyal handphone dan sumber api lainnya. Makanya, sekarang tidak boleh mendekat ke lokasi," kata Darwin.
Hari keempat, diameter bertambah
Bahkan ukuran diameternya semakin membesar.
Diameter yang mulanya sebesar 4 meter kini bertambah menjadi enam meter.
Namun, ketinggian semburan relatif berkurang.
"Diameter lubang memang bertambah besar menjadi 6 meter. Karena tekstur tanah yang di atas itu ketika ada gas dan air yang bergejolak otomatis akan berpengaruh. Cuma, dari tinggi semburan gas sudah turun drastis," kata Kepala Dinas ESDM Riau Indra Agus Lukman.
Selain itu, lanjut dia, kondisi semburan gas saat ini tidak lagi berpotensi meledak karena Lower Explosive Limit (LEL) sudah nol.
Begitu juga dengan H2S atau kandungan racun pada gas yang diklaim sudah tidak ada.
Namun, Indra mengimbau warga tetap waspada.
"Kita tetap harus waspada. Pengukuran kita tadi siang nol. Tapi kadang ada, yang berarti masih ada pergerakan di bawah," kata Indra.
Sumber : kompas.com
Oleh : Redaksi jaguarnews77.com