JAGUARNEWS77.com // Jakarta - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan, operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat pelaku korupsi bukan sesuatu yang luar biasa. Hal itu disampaikan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, dikutip dari akun YouTube Kementerian Keuangan, Rabu (14/12/2022).


Menurutnya, pihak-pihak yang terjaring OTT hanya sedang apes (sial). “Saya kok masih merasa, orang yang kemudian tertangkap tangan atau berperkara terkena perkara korupsi itu apes," kata Alex.


"Bukan kejadian yang luar biasa,” ujarnya. Alex menjelaskan, sebenarnya banyak pihak yang melakukan tindak pidana korupsi tapi mereka tidak tertangkap tangan oleh KPK.


“Sebetulnya yang lain kelakuannya sama. Hanya mereka lebih rapi dalam menyembunyikan, dalam melakukan tindakan dan menyembunyikan kekayaanya, lebih rapi,” ujarnya.


Alex mengatakan, risiko koruptor tertangkap tangan maupun ketahuan melalukan tindakan korupsi sangat rendah. Inilah yang menyebabkan para penyelenggara negara atau pejabat masih melalukan praktik-praktik korupsi.


“Saya melihat, risiko, diketahui atau risiko tertangkap koruptor itu rendah. Ini yang menyebabkan para penyelenggara negara pejabat itu masih juga merasa nyaman untuk melakukan tindakan koruptif seperti itu,” ucapnya.


Lebih lanjut Alex menilai, upaya pemberantasan korupsi belum menghasilkan dampak yang signifikan. Hal itu terlihat dari Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang stagnan dalam lima tahun terakhir


“Belum menunjukkan hasil yang menggembirkan. Indeks Persepsi Indonesia selama 5 tahun terakhir berkutat di angka 37.38 pernah di angkah 40 turun lagi 38,” katanya.


“Kalo kita jadikan tolok ukur pemberantasan korupsi, artinya apa?. Memang belum menunjukan hasil yang cukup menggembirakan,” ujarnya.
Sumber : rri.co.id (Red)