• Jelajahi

    Copyright © JAGUAR NEWS 77
    Best Viral Premium Blogger Templates

    More Post

    AIMAN - Pertarungan Jenderal di Taman Mini

    20/04/21, 21:03 WIB Last Updated 2021-04-20T14:03:35Z
    aiman-pertarungan-jenderal-di-taman-mini
    Panglima TNI Jenderal Moeldoko berjabat tangan dengan Komandan POM TNI Mayor Jenderal Maliki Mift, seusai upacara peresmian POM TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (4/5/2015). (Sumber: KOMPAS.com/Abba Gabrillin)



    JAGUARNEWS77.com # Jakarta - Taman Mini Indonesia Indah. Sudah 44 tahun dikelola oleh Yayasan Harapan Kita milik keluarga Presiden kedua RI, Soeharto.


    Kini Pemerintahan Jokowi hendak mengambil alih pengelolaannya, salah satu pertimbangannya adalah kerugian puluhan miliar rupiah dan tak disetorkannya pendapatan negara bukan pajak (PNBP) ke negara.


    Meski bisa jadi bukan perkara untung - rugi. Bukan pula soal perhitungan penerimaan negara. Taman Mini sudah dikenal sejak lama adalah warisan dari gagasan Ibu Negara Presiden RI Kedua, Tien Soeharto.


    Kala pembangunan pada tahap awal tahun 1971, terjadi penolakan atas rencananya. Pembangunan tetap dilanjutkan setelah ada pernyataan dari Tien Soeharto soal pernyataan "tidak akan mundur selangkah" pun soal Pembangunan Miniatur Indonesia di Jakarta Timur ini.


    Gonjang-ganjing Taman Mini Sejak Berdiri


    Salah satu penolakannya adalah soal kesepakatan pembelian harga tanah, seperti yang dilaporkan Harian Kompas 16 Desember 1971. Ada 300 Kepala Keluarga yang menolak penggantian atas kompensasi pembangunan Taman Mini.


    Pemerintah kala itu memutuskan harga per meter persegi 100 rupiah. Sementara warga meminta 250 rupiah per meter persegi.


    Hingga unjuk rasa pun terjadi bergelombang, sampai puncaknya terjadi unjuk rasa berdarah yang memunculkan korban luka-luka di depan sekretariat pembangunan Indonesia Indah di Jakarta Timur.  


    Presiden Soeharto pun mengeluarkan ultimatum untuk menghentikan aksi unjuk rasa.


    Unjuk Rasa Berdarah dan Ultimatum Soeharto


    “Yang memakan kedok demokrasi secara berlebih-lebihan akan ditindak. Kalau ada ahli hukum yang mengatakan tidak ada landasan hukum, demi kepentingan negara dan bangsa, saya akan gunakan Supersemar,” kata Soeharto dikutip Mahasiswa Indonesia, 9 Januari 1972. 


    Selain warga, mahasiswa juga menolak dan menjadi motor penolak proyek Taman Mini. Bahkan sampai mendemo kediaman Soeharto kala itu, di Jalan Cendana Nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat. 


    Unjuk rasa pun berhenti, sejumlah mahasiswa ditangkap Pasukan Komando Operasi Pemulihan dan Keamanan (Kopkamtib), yang angker kala itu bagi gerakan-gerakan demokrasi.


    Kerugian dan 44 Tahun Pengelolaan


    Kini 44 tahun sudah. Pengelolaan dari aset negara Taman Mini Indonesia Indah, diserahkan kepada Keluarga Cendana yang merujuk pada Keluarga Soeharto, dengan Yayasan Harapan Kita yang dimilikinya. Pemerintahan Jokowi hendak mengambil alih.


    "Ada kerugian antara Rp 40 miliar-Rp 50 miliar per tahun. Itu jadi pertimbangan," kata Moeldoko dalam konferensi pers yang digelar pekan lalu.


    Atas kerugian itu, kata Moeldoko, TMII tidak dapat berkontribusi pada keuangan negara.


    Pertarungan Jenderal di Pusaran Taman Mini


    Namun ada yang menarik dari pengambilalihan ini. Dari sisi negara yang hendak mengambil alih pengelolaan, menurunkan 4 Jenderal, termasuk Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Sekretaris Militer Presiden Jokowi Marsda Tonny Harjono, Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran.


    Tak hanya berhenti di sini. Ternyata Yayasan Harapan Kita juga dipimpin oleh Jenderal Senior, yang lama dan dekat dengan Keluarga Soeharto.


    Ia pernah menjadi pengawal khusus saat Soeharto Lengser Jabatan di Tahun 1998, Mayjen (Purn) Maliki Mift.


    Menarik, Mayjen Maliki ini satu angkatan dengan Kepala KSP Jenderal (Purn) Moeldoko, lulusan AKABRI bagian Darat, 1981. 


    Ada pula Direktur Utama Pengelola TMII adalah Mayjen TNI (Purn) Tanribali Lamo.


    Saya berkesempatan untuk mewawancarai khusus Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.


    Ini adalah wawancara khusus pertama kepada media secara one-on-one, pasca kisruh Partai Demokrat. Saya menanyakan soal Jenderal vs Jenderal di Taman Mini. 


    "Apakah 4 Jenderal diturunkan untuk mengambil alih pengelolaan Taman Mini, untuk mengimbangi kumpulan Jenderal yang juga berada di sana?


    Tanya saya kepada Moeldoko, dan dibantahnya.


    Jawaban lengkap dari pertanyaan ini, ditayangkan di Program AIMAN setiap Senin pukul 8 malam di KompasTV.


    Rasanya memang sulit untuk menghilangkan kesan ada hambatan dalam pengambilalihan ini. 


    Menarik untuk dicermati, termasuk pasca pengambilalihan apa yang akan terjadi bagi saksi bisu penjaga keragaman Budaya Indonesia sejak lama, Taman Mini Indonesia Indah.


    Saya Aiman Witjaksono...


    Salam!



    Sumber : kompasTV

    (Red) 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini