
JAGUARNEWS77.COM # Surabaya -
Aksi pencabulan ini telah dilakukan selama 17 tahun, sejak korban berusia 9 tahun.
Seorang pendeta dari salah satu gereja di Embong Sawo, Surabaya, dilaporkan mencabuli jemaatnya.
Aksi ini baru terungkap saat korban hendak menikah.
Aktivis Perempuan dan Anak Jeannie Latumahina mengatakan korban mengungkapkan tekanan yang dirasakannya saat hendak menikah.
Sebelumnya, Jeannie diminta pihak keluarga mengawal proses hukum yang berlangsung di Polda Jatim.
"Demikian proses ini sudah berlangsung lama. Jadi ketika anak ini akan melangsungkan pernikahan dan meminta dilangsungkan di gereja tersebut dan dia akhirnya menceritakan hal yang semestinya tidak terjadi di tempat ibadah itu," kata Jeannie kepada detikcom di Surabaya, Selasa (3/3/2020).
Jeannie menambahkan pihak keluarga langsung melaporkan hal ini ke polisi. Menurut Jeannie, apa yang dilakukan pendeta tersebut sangat tidak pantas.
"Jadi proses penyelidikan sedang berlangsung di kepolisian. Dalam hal ini langsung melapor ke Polda. Jadi anak ini dia mengalami suatu hal yang tidak sepantasnya dari kecil dari usia 9 tahun," imbuhnya.
Tak hanya itu, Jeannie juga mengaku miris. Terlebih pendeta yang melakukan pencabulan bukan pendeta biasa, melainkan salah satu pemimpin di gereja tersebut.
"Pelaku dugaan kekerasan seksual, dalam hal ini pencabulan, dia adalah pemimpin dari satu umat Kristen yang ada di Kota Surabaya," lanjut Jeannie.
Dalam penanganan kasus ini, Jeannie berharap polisi segera menangkap pelaku pencabulan tersebut.
Sebab, tidak seharusnya perempuan mendapatkan kekerasan hingga pelecehan seksual.
"Proses ini sedang berlangsung saat ini. Kami juga mengharapkan dan kami juga memberikan apresiasi kepada kepolisian yang cepat memproses kasusnya," pungkas Jeannie.
Sumber : detiknews.com
Oleh : Redaksi jaguarnews77.com