
Pertamina akan melebur anak dan cucu usaha mereka ke dalam holding, seiring arahan Menteri BUMN Erick Thohir. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyadari memang jumlah anak dan cucu perusahaan terlalu banyak, yaitu mencapai 142 perusahaan. Untuk itu, sesuai arahan Erick, maka ia akan memetakan dan mengevaluasi seluruh anak dan cucu usaha agar bisa digabungkan dalam satu holding.
Kebetulan, kata Nicke, holding merupakan kebijakan yang dianjurkan oleh Kementerian BUMN. Kementerian bahkan juga sudah sempat membentuk holding pada perusahaan pelat merah yang berada dalam satu sektor, misalnya Pertamina dan PGN.
"Dari Kementerian BUMN sendiri sudah ada program untuk bidang usaha sejenis, kemudian dijadikan satu holding, itu kita akan ikut dalam hal tersebut," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (13/12).
Ia mengatakan perusahaan perlu lebih dulu memetakan dan mengevaluasi kinerja masing-masing anak dan cucu usaha. Targetnya, proses ini bisa selesai dalam kurun waktu satu bulan ke depan.
"Insyaallah tahun depan kami sudah ada gambaran bagaimana rencana restrukturisasi. Jadi kami lihat bagaimana pola restrukturisasi yang paling tepat dan paling menghasilkan nilai tambah bagi Pertamina," ungkapnya.
Lebih lanjut, opsi holding merupakan kebijakan yang paling tepat untuk membereskan banjirnya anak dan cucu usaha perusahaan. Sebab, ia melihat opsi penutupan usaha tidak bisa serta merta dilakukan sekalipun perusahaan memiliki lini bisnis yang berbeda dengan induknya.
Di sisi lain, Nicke sebenarnya mengaku tak heran bila anak dan cucu perusahaan Pertamina mencapai ratusan. Maklum, ada kewajiban pembentukan perusahaan di setiap wilayah kerja perusahaan minyak nasional itu.
"Ini paling banyak di hulu karena setiap wilayah kerja harus dalam satu perusahaan, ketentuannya seperti itu. Jadi banyak cucu perusahaan di hulu," terangnya.
Sebelumnya, Erick meminta manajemen Pertamina untuk memetakan 142 anak dan cucu usahanya. Hal ini dilakukan agar anak dan cucu usaha perusahaan minyak pelat merah ini tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Lihat juga:Eks Wamen ESDM Arcandra Jadi Calon Bos PGN |
Menurut Erick, pendirian anak dan cucu usaha harus dilatarbelakangi oleh alasan jelas. Jika tidak diperlukan, bukan tidak mungkin anak usaha akan ditutup. "Kami sedang tunggu Peraturan Pemerintah (PP) dari Presiden," jelasnya.
OLEH : REDAKSI JAGUARNEWS77
BACA JUGA