
Para perempuan di distrik Anantnag, Kashmir. Foto/REUTERS/Danish Ismail
JAGUAR NEWS 77 # NEW DELHI - Seorang mantan jenderal tentara India terlibat perdebatan panas di stasiun televisi di mana dia dengan marah menyerukan pemerkosaan dan pembunuhan massal wanita Muslim di Kashmir oleh pasukan keamanan.
Dalam perdebatan di channel TV9 Bharatvarsh, Mayor Jenderal Purnawirawan SP Sinha, yang sekarang menjadi anggota Partai Bharatiya Janata (BJP)—partai berkuasa—awalnya membahas eksodus keluarga non-Muslim dari Lembah Kashmir.
Sejak 1990-an, ratusan ribu orang terpaksa mengungsi, ketika mereka menjadi sasaran pemberontakan Muslim dalam kampanye pembersihan etnik yang melibatkan penculikan, pembunuhan, pemerkosaan, dan kejahatan lainnya.
Dalam puncak perdebatan Sinha terlihat sangat mendukung kejahatan perang. "Kematian untuk kematian, perkosaan untuk pemerkosaan," teriaknya.
Mantan jenderal militer ini telah dituduh secara historis menggunakan pemerkosaan sebagai strategi. Pada tahun 1991, Sinha saat itu mengumpulkan penduduk desa Sikh di sebuah daerah, menyerukan "penciptaan ras baru untuk Punjab" ketika militer India menghancurkan gerakan Sikh di Punjab.
Para warganet India yang marah mengecam seruan mantan jenderal itu dan mengkhawatirkan masa depan negara mereka.
Beberapa orang menunjukkan bahwa Sinha hanya mempublikasikan realitas yang sudah ada di lapangan dan bahwa dia bukan yang pertama atau satu-satunya yang mengadvokasi taktik semacam itu.
Kashmir yang diduduki India telah berada di bawah jam malam militer sejak 5 Agustus 2019, ketika Perdana Menteri India Narendra Modi mencabut status otonomi wilayah itu dan menangkap ribuan orang.
Menurut laporan Human Rights Watch 1996, India menggunakan pemerkosaan sebagai "taktik kontra-pemberontakan" di Kashmir yang diduduki India untuk meneror penduduk. Awal tahun ini, seorang pemimpin Partai Bharatiya Janata dicopot dari posisinya setelah dia menyerukan orang-orang Hindu untuk memerkosa wanita Muslim di gang-gang secara terbuka di jalanan.
Seruan jahat Sinha langsung ditegur oleh sesama panelis yang menuntut permintaan maaf. Namun, sang pensiunan jenderal berpegang pada pendapatnya dan bahkan mendapat dukungan beberapa anggota audiensi.
Seruan itu memicu kecaman marah dari beberapa veteran India. Menurut laporan Russia Today, Selasa (19/11/2019), pensiunan Letnan Jenderal Vinod Bhatia, yang menjabat sebagai direktur jenderal operasi militer, mencap Sinha sebagai orang yang membuat pernyataan menjengkelkan untuk ketenaran sesaat. Syed Ata Hasnain, juga pensiunan letnan jenderal, menyebutnya sebagai "rudal longgar".
Angkatan Darat India menjauhkan diri dari seruan Sinha dengan mengatakan bahwa seorang perwira pensiunan tidak terikat oleh kode etik militer. Sinha sendiri tidak bisa dimintai komentar sejak seruannya memicu kemarahan.
Dalam perdebatan di channel TV9 Bharatvarsh, Mayor Jenderal Purnawirawan SP Sinha, yang sekarang menjadi anggota Partai Bharatiya Janata (BJP)—partai berkuasa—awalnya membahas eksodus keluarga non-Muslim dari Lembah Kashmir.
Baca Juga:
Dalam puncak perdebatan Sinha terlihat sangat mendukung kejahatan perang. "Kematian untuk kematian, perkosaan untuk pemerkosaan," teriaknya.
Mantan jenderal militer ini telah dituduh secara historis menggunakan pemerkosaan sebagai strategi. Pada tahun 1991, Sinha saat itu mengumpulkan penduduk desa Sikh di sebuah daerah, menyerukan "penciptaan ras baru untuk Punjab" ketika militer India menghancurkan gerakan Sikh di Punjab.
Para warganet India yang marah mengecam seruan mantan jenderal itu dan mengkhawatirkan masa depan negara mereka.
Beberapa orang menunjukkan bahwa Sinha hanya mempublikasikan realitas yang sudah ada di lapangan dan bahwa dia bukan yang pertama atau satu-satunya yang mengadvokasi taktik semacam itu.
Kashmir yang diduduki India telah berada di bawah jam malam militer sejak 5 Agustus 2019, ketika Perdana Menteri India Narendra Modi mencabut status otonomi wilayah itu dan menangkap ribuan orang.
Menurut laporan Human Rights Watch 1996, India menggunakan pemerkosaan sebagai "taktik kontra-pemberontakan" di Kashmir yang diduduki India untuk meneror penduduk. Awal tahun ini, seorang pemimpin Partai Bharatiya Janata dicopot dari posisinya setelah dia menyerukan orang-orang Hindu untuk memerkosa wanita Muslim di gang-gang secara terbuka di jalanan.
Seruan jahat Sinha langsung ditegur oleh sesama panelis yang menuntut permintaan maaf. Namun, sang pensiunan jenderal berpegang pada pendapatnya dan bahkan mendapat dukungan beberapa anggota audiensi.
Seruan itu memicu kecaman marah dari beberapa veteran India. Menurut laporan Russia Today, Selasa (19/11/2019), pensiunan Letnan Jenderal Vinod Bhatia, yang menjabat sebagai direktur jenderal operasi militer, mencap Sinha sebagai orang yang membuat pernyataan menjengkelkan untuk ketenaran sesaat. Syed Ata Hasnain, juga pensiunan letnan jenderal, menyebutnya sebagai "rudal longgar".
Angkatan Darat India menjauhkan diri dari seruan Sinha dengan mengatakan bahwa seorang perwira pensiunan tidak terikat oleh kode etik militer. Sinha sendiri tidak bisa dimintai komentar sejak seruannya memicu kemarahan.
Listen this Ex Army officer Major General SP Sinha.
He said "Balatkar ke badle Balatkar" (rape for rape) as a revenge for Kashmiri Pandit exodus.
He is openly supporting rape of Kashmiri women, such kind of filthy officers are protected under draconian Law like AFSPA.
5.797 orang memperbincangkan tentang ini
SUMBER : SINDONEWS.COM
OLEH : REDAKSI JAGUARNEWS77
Berita Lainnya
Berita Populer
- Trump Frustrasi dan Kecewa dengan PM Israel Netanyahu
- Rusia: 11 Jet Su-35 Siap Dikirim, Tunggu Keputusan Indonesia
- Bintang Film Dewasa Syuting di Museum Pesawat Inggris Picu Kemarahan
- Israel dan AS Simulasikan Jet F-35 Tembus Sistem Rudal S-400 Rusia
- Didekati Kapal Induk China, Taiwan Kerahkan Jet-jet Tempur
Baca Juga
- Dokter Tepis Laporan Donald Trump ke RS akibat Mengeluh Sakit di Dada
- Cetak 2 Gol Kemenangan Spanyol, Gerard Moreno: Saya Tak Bisa Meminta Hasil yang Lebih Baik
- Spot Terbaik Menikmati Suasana Kota Bandung, Pilihannya dari Bukit Pangjebolan
- Detik-Detik Ambulans Bawa Pasien Demam Berdarah Tabrak 4 Sepeda Motor di Jember
- Kapal Nelayan Terbakar Tewaskan 1 Orang di Korsel, 11 Lain Hilang